Selasa, 31 Agustus 2010

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
A. PENGERTIAN MANAJEMEN
Secara luas orang sudah banyak mengenal tentang istilah manajemen, hakekat manajemen secara relatif yaitu bagaimana sebuah aktivitas bisa berjalan lebih teratur berdasarkan prosedur dan proses. Secara umum dikatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.
Dua pelopor uama yang selalu disebut dalam semua literatur tentang mana jemen adalah Frederick W. Taylor di Amerika Serikat dan Heri Fayol di Perncis. Kedua plopor tersebut adalah Sarjana Teknik. Sejarah telah mencatat pula bahwa seiring dengan bertumbuhnya berbagai bentuk organisasi, maka banyak ilmuwan yang menaruh minat pada penggalian dan penumbuhan teori manajemen yang, digabung dengan pengalaman makin banyak orang, semakin menimbulkan kesadaran bahwa manusia dalam organisasi apapun tidak dapat dan tidak boleh diperlakukan sebagai mesin. Dengan perkataan lain semakin disadari bahwa sumber daya manusia idak dapat disamakan dengan alat-alat produksi lainnya.
Para pakar Administrasi Pendidikan seperti Sergiovanni, Burlingame, Coombs, dan Thurston (1987) dalam Ibrahim Bafadal mendefinisikan manajemen sebagai “process of working with and through others to accomplish organizational goals efficiently, yaitu proses kerja dengan dan melalui (pendayagunaan) orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien”. Oleh karena definisinya itu, banyak pakar administrasi pendidikan yang berpendapat bahwa manajemen itu merupakan proses, terdiri atas kegiatan-kegiatan dalam upaya mencapai tujuan kerjasama (administrasi) secara efisien.
Gaffar dalam E. Mulyasa mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik, sistemik, dan komperhensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Atas dasar uraian diatas, kajian tentang hakikat manajemen, selain ditinjau dari definisinya sebagaimanan dikemukakan diatas, juga perlu dikaji lebih lanjut dari;
1. proses atau langkah-langkah manajemen,
2. tujuan manajemen.






Menurut Gorton dalam Ibrahim Bafadal manajemen itu pada hakikatnya merupakan proses pemecahan masalah, sehingga langkah-langkah manajemen tidak ubahnya sebagai langkah-langkah pemecahan masalah. Gorton mengidentifikasikan langkah-langkah manajemen sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah
2. Diagnosis masalah
3. Penetapan tujuan
4. Pembuatan keputusan
5. Perencanaan
6. Pengorganisasian
7. Pengkoordinasian
8. Pendelegasian
9. Penginisiasian
10. Pengkomunikasian
11. Kerja dengan kelomnpok-kelompok
12. Penilaian.

Manajemen yang sering diartikan sebagai ilmu, seni, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai seni oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik.

B. Pengertian Pembelajaran
Konsep dasar pembelajaran dirumuskan dalam Pasal 1 butir 20 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni “Pembelajaran adalah proses intraksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam konsep tersebut terkandung lima konsep, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar.
Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar atau pembelajaran terutama belajar disekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Menurut pengertian secara psikologis, “belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil darai intraksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku”.
James O. Whittaker dalam Syaiful Bahri Djamarah merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah selalui latihan atau pengalaman. Sementara Cronbach berpendapat bahwa “learning is shown by change in behavior as a result of experience. belajar sebagai suatu aktivitas yang ditujukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”.
Sedangkan pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah “proses belajar-mengajar” dan “pengajaran”. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “intruction”. Menurut Gane, Briggs, dan Wager (1992) “Intruction is a set of event that affect learner is such a way that learning is facilitated. Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa”.
Definisi lain mengatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat sisiwa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Menurut kamus, pembelajaran berarti proses, cara menjadikan orang untuk makhluk hidup belajar.
Lebih jelasnya lagi Najib Sulhan dalam bukunya Pembangunan Karakter Pada Anak (Manajemen Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif) memberikan definisi pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik atau pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik atau pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.



C. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)
Islam adalah doktrin agama, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya melalui para Rasul. Dalam Islam memuat sejumlah ajaran, yang tidak sebatas pada aspek ritual, tetapi juga mencakup aspek peradaban. Dengan misi utamanya adalah sebagai rahmatan lil ‘alamin, Islam hadir dengan menyuguhkan tata nilai yang bersifat plural dan inklusif yang merambah ke dalam semua ranah kehidupan.
Berikut bebrapa pengetian pendidikan agama Islam yang penulis kutif dari berbagai sunber:
1. Berdasarkan rumusan Seminar Pendidikan Islam se Indonesia tahun 1960, memberikan pengertian “Pendidikan Islam sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengasawi berlakunya semua ajaran Islam.
2. Menurut Ramayulis Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadara dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.
3. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriono “Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang lebih khusus dan ditekankan pada pengembangan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani lainnya agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengajarkan ajaran Islam”.
4. Oemar Muhamamd Al-Toumy Al-Syaebani diartikan sebgai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan….perubahan itu ditandai dengan nilai-nilai Islami.

Definisi lain menjelaskan pembelajaran adalah seperangkat kejadian yang mempengaruhi siswa dalam situasi belajar. Sedangkan pengertian pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar agama Islam. Dalam pembelajaran PAI harus di dasarkan pada pengetahuan siswa yang belajar dan lebih sering difokuskan bagi suatu materi ada kepentingan antara panjangnya materi pelajaran yang tercampur atau tidak tercampur dengan spesifikasi apa yang harus dimunculkan.
Pembelajaran PAI ini juga harus menjadi sesuatu yang direncanakan dari pada hanya sekedar asal jadi. Pembelajaran PAI ini akan lebih membantu siswa dalam memaksimalkan kecerdasan yang siswa miliki, menikmati kehidupan, serta kemampuan untuk berinteraksi secara fisik dan social terhadap lingkungan.
Dari pengertian manajemen dan pembelajaran diatas, dapat disimpulkan pengertian manajemen pembelajaran ialah suatu proses penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan seorang guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.


D. Fungsi Manajemen Pembelajaran
Fungsi manajemen memang banyak macamnya dan selalu berkembang maju, baik dalam bentuk penambahan maupun pengurangan sesuai dengan perkembangan teori organisasi dari waktu ke waktu dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi pada waktu bersangkutan.
Untuk mencapai tujuannya, organisasi memerlukan dukugan manajemen dengan berbagai fungsinya yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi masing-masing.
Menurut Oemar Hamalik fungsi manajemen antara lain; fungsi perencanaan, pengerakan, pengorganisasian, koordinasi, supervisi, pemantauan, ketenangan dan penilaian serta kepemimpinan yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi itu.
Menurut E. Mulyasa fungsi poko manajemen antara adalah “perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan”. Pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien menuntut dilaksanakannya keempat fungsi pokok manajemen tersebut secara terpadu dan terintegrasi dalam pengelolaan bidang-bidang kegiatan menajemen pendidikan. Melalui manajemen sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Dari fungsi manajemen yang ada diatas, apabila dikaitkan dengan pembelajaran maka fungsi manajemen pembelajaran adalah :
a. Merencanakan, adalah pekerjaan seorang guru untuk menyusun tujuan belajar.
b. Mengorganisasikan adalah kegiatan seorang guru untuk mengatur dan menghubungkan sumber-sumber belajar, sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar dengan cara yang paling efektif dan efisien.
c. Memimpin adalah kegiatan seorang guru untuk memotivasikan, mendorong dan menstimulasikan siswanya sehingga mereka akan siap untuk mewujudkan tujuan.
d. Mengawasi adalah kegiatan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin diatas telah berhasil dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan.
Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil penelitian Balitbangdikbut (1991) menunjukkan bahwa manajemen sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan.
Dari pengertian manajemen pembelajaran dan fungsi manajemen pembelajaran dapat disimpulkan bahwa seorang guru dengan sengaja memproses dan menciptakan suatu lingkungan belajar didalam kelasnya dengan maksud untuk mewujudkan pembelajaran yang sudah di rumuskan sebelumnya.

















DAFTAR PUSTAKA

Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989),
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2009), cet XXIII,
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996),
Lexy J. Moeleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009),
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitia, Edisi Revisi, (Yogyakarta : Rineka Cipta, 2006), cet. XIII
Sumardi Suryosubroto, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1983),

Tidak ada komentar:

Posting Komentar